Sabtu, 28 April 2012

AKU DAN KENANGAN.....







Selamat tinggal kota yang penuh kenangan…   
Selamat jalan impian, cinta dan cita-cita…
Semoga kau bisa menjadi lebih baik sepeninggalku…
Juga ku harap kau pun mendoakan aku, agar ku kuat menghadapi hidup ini tanpa disampingmu….
Harapku….

*****

Tes!..tes! tes!... hiks!...
Tak terasa air mataku jatuh tak terbendung meratapi kehidupan yang akan ku jalani nanti di kota kelahiranku. Saat ini, ku akan pergi jauh dari kota yang sudah membesarkanku. Kota yang sudah memberiku arti tentang bagaimana menjalani kehidupan yang keras ini. Kota yang sudah mengajariku tentang apa artinya mencintai.. berbagi.. juga mengasihi…


Tapi kini….
Semua ini sebentar lagi akan berakhir…
Aku akan pergi jauh, kembali ke kota kelahiranku, dimana aku sendiri pun sama sekali belum pernah menjalani hari-hari ku dikota itu. buatku kota kelahiranku sendiri begitu asing… karena masa remaja ku, tak ku habiskan di kota itu. kota yang ku ketahui saat ini adalah, kota dimana aku tinggal, belajar menuntut ilmu, juga mengenal apa arti kehidupan yang sebenarnya.


Yah, JAkARTA….
Siapa yang ga kenal kota Jakarta. Kota metropolis, yang selalu dihiasi oleh kerasnya kehidupan. Berbanding terbalik dengan kota kelahiranku yang damai. Hanya di isi oleh masyarakat biasa, tanpa konflik atau masalah-masalah yang membuat tidak tenteramnya kehidupan bermasyarakat.



*****



“Naya…. Panggil ibuku dengan pelan.” Sudah waktunya kita berangkat. Segera siapkan semua keperluanmu, jangan sampai ada yang tertinggal. Suara ibu yang sedikit memerintah, membuyarkan lamunanku.” “iya bu.. sahutku dengan enggan.” Kaki terasa berat melangkah. Tubuh bergetar, hati juga begitu ga terima dengan semua ini.
Hhhh….!!! Berkali-kali ku hela nafas dengan berat. Kenapa aku harus ikut dengan orang tuaku.. pikirku. Andai saja aku bisa berontak, mungkin aku akan tetap tinggal di Jakarta. Dengan malas-malasan, tak urung pun ku rapihkan semua keperluanku, dan tak lupa ku masukkan ipod, sekedar tuk mendengarkan music, kamera, dan sweeter tuk jaga-jaga kalau dipesawat nanti aku akan kedinginan. Yah aku memang ga tahan udara dingin dari AC. Karena hidungku suka alergi. Yang membuat hidung terasa gatal dan bersin-bersin.



Hari ini adalah hari terakhirku di Jakarta.


Saat ini aku sedang berada diruang tunggu bandara soekarno-hatta. Aku, beserta ayah dan ibu juga adikku satu-satunya akan ikut pindah mengikuti ayah yang tugasnya di mutasi di kota Jogjakarta. Ayah seorang komisaris jenderal, memang sering pindah-pindah tugas. Tapi untuk kali ini, entah kenapa, ayah memutuskan akan menetap dikota kelahiranku di Jogja. Dan celakanya, setuju atau tidak, ayah memaksa kami ikut semua tanpa bisa membantah perkataan beliau. Ayah yang seorang angkatan perwira, sangatlah keras dan berdisiplin tinggi. Hingga semua perintah beliau, kami harus menurutinya.


Ku teringat seminggu lalu saat bertemu dengan ikhsan, kekasih yang paling aku sayangi…


“aku harus pergi san… aku harus menuruti kemauan orang tuaku.” Kata-kata itu meluncur begitu saja saat aku dan ikhsan sedang duduk makan malam disebuah kafe, dekat dengan kampus kami. Malam ini begitu hening… tanpa canda, tanpa ledekan, tanpa umpatan,…

 hal-hal yang selalu ku lakukan bila sedang berdua dengan ikhsan seperti saat itu. entah kenapa lidahku begitu kelu, hati ini juga seperti dirampas dengan paksa. Bagaimana mungkin aku pisah dari ikhsan? 5 tahun aku mengenalnya, dan 2 tahun belakangan baru kami meresmikan hubungan kami. Saat kami masuk kuliah di universitas yang sama. Dan saat ini, saat kami sedang bahagia-bahagianya dengan hubungan ini, kenapa masalah besar ini muncul?



“aku sedih san.. karena harus pisah dari kamu.. aku ga mau.. tapi aku bisa apa…”
Aku harus gimana? Aku ga tau apa yang terjadi sama aku kalo kamu ga ada. Aku sayang banget sama kamu san… seluruh hidup aku, Cuma kamu yang ada dipikiran aku…
Air mataku jatuh… aku membiarkannya jatuh sederas mungkin.. aku ga akan menutupi kegalauan hati ini. Biarlah ikhsan tau bagaimana hancurnya hatiku saat aku tau aku akan pergi meninggalkannya. Jawab aku san… tolong kasi aku jawaban… jangan kamu Cuma diam aja. Bantu aku memikirkan solusinya. Aku ga mau pisah sama kamu.. aku ga mau…

 huhuhu… aku menangis sejadi-jadinya. Luapan kekesalan selama sebulan belakangan ini keluar sudah. Isak tangis yang sangat kuat membuat tubuhku sedikit terguncang-guncang. Ikhsan yang ada di sebelahku, hanya bisa memelukku erat. Aku tau ikhsan pun merasakan kegalauan yang sama. Hanya saja dia lebih bisa menjaga emosi dari pada aku. Rasa benci pada keadaan ini juga semakin besar.

 Terbesit pikiran, kenapa tidak orang tuaku aja yang pindah. Kenapa anak-anaknya harus ikut juga? Kenapa, ga membiarkanku saja disini dijakarta ini kuliah dengan sewajarnya. Dengan begitu aku akan tetap menjaga hubunganku dengan ikhsan, sampai meraih cita-cita kami. Membawa hubungan ini sampai di pintu pernikahan.   





Tapi dalam sekejab saja, semua angan-anganku untuk bisa hidup berdua dengan ikhsan punah sudah. Saat ini ku Cuma ingin dia menggenggam jari jemari ini. Aku ingin terus merasakan perasaan ini. Aku ingin terus merasakan kehangatan tangan ini sampai akhir sisa hidupku. Bertahun – tahun sudah aku mengenal ikhsan dan aku tak akan mampu untuk melepaskan semua kenangan ini. Semua hal yang udah kami lewati berdua. Hal yang indah, hal yang memilukan, hal yang teramat lucu…


Semua hal – hal itu sudah kami lewati berdua dengan penuh suka cita. Dan saat ini ku duduk disebelahnya, berharap mendapatkan kekuatan baru yang akan ikhsan berikan untukku. Setidaknya ada hal yang membuatku yakin, untuk bisa melepaskan semua cerita ini. Tentunya dengan ikhlas dan hati yang lapang.


Aku sendiri, dengan sesenggukan bekas tangis yang dari tadi melanda, berharap ikhsan akan berkata sesuatu tentang hubungan kami. Tapi, sejam, dua jam, hingga empat jam kami duduk dikafe ini, ikhsan seperti orang yang bisu. Sama sekali tidak berkata apa-apa. Hanya genggaman tangannya yang kurasakan dari tadi. Aku pun mengerti dengan suasana hati yang melanda ikhsan saat ini.

 Dan saat ini memang kami sangat butuh waktu untuk diam sejenak. Dan aku pun menuruti kemauan ikhsan tuk berdiam diri, sambil terus memikirkan hubungan kami yang entah bagaimana nantinya. Hubungan jarak jauh, atau cukup sudah sampai disini. Aku sendiri bingung. Akan dibawa kemana hubungan ini…


*****

Dalam kediaman ini,….
 teringat peristiwa lalu yang sangat lucu, pada hubungan kami.


 Waktu itu, aku dan ikhsan masih sama-sama baru masuk kuliah. Dan aku tidak begitu hafal nama jalan yang ada dijakarta. Saat akan pergi kencan dimalam minggu, aku dan ikhsan janjian untuk ketemu di sebuah persimpangan jalan. Suatu kebiasaan yang kami lakukan jika pergi nge-date. Karena kami ga mau kalo ketemuan diliatin banyak orang. terutama, teman-teman kuliah. Jadi kami selalu janjian di sebuah gang kecil, dibelakang kampus.

 Sesaat setelah ketemu, seperti biasanya, di sepanjang jalan ikhsan selalu menggenggam jemariku. Seakan akan dunia selalu menjadi milik kami berdua. Dan itulah dibalik sikap cueknya ikhsan, dia punya perhatian dan selalu berusaha melindungiku.

 Entah dari mana datangnya nasib sial kami, saat itu kendaraan sangat padat. Macet di persimpangan lampu merah. Dan aku berjalan mendahului ikhsan. Dan melepaskan genggamannya. Dan saat itu juga, aku terpisah dari ikhsan. Dan saat akan naik bis kota tujuan sebuah mall besar di Jakarta, akhirnya aku dengan lugunya, naik saja ke bis tersebut. Tanpa memperhatikan ikhsan yang sudah tertinggal jauh dariku.

Saat setelah masuk bis, ku pandangi satu persatu orang-orang yang ada didalam sana. Betapa terkejutnya aku, ketika tak ku jumpai ikhsan. Ku celingak-celinguk, memperhatikan wajah orang-orang yang didalam bis. Namun, tak kujumpai sosok kekasihku. Kemana dia? Pikirku. Saat itulah ku sadar kalau kami sudah terpisah bis. Dan aku Cuma bisa sedih saat itu. ingin menangis, tp ga bisa, malu.

Di waktu yang sama, ikhsan pun kebingungan telah kehilangan aku dari kerumunan orang yang ramai. Dia berlari untuk mengejarku, tapi apa daya, bis ku sudah melesat jauh. Dengan menyusulku naik taksi, ikhsan segera mencariku kemana-mana. Dia sangat tau kalau aku tidak begitu hafal dengan jalan-jalan yang ada dikota metropolitan ini. Jadi dia sendiri pun kebingungan tuk mencari-cariku. Dari dalam taksi dia selalu melongok keluar jendela, tuk melihat, kalau-kalau aku akan turun dijalan.

 Tp begitupun dia jalan terus, dan kami penuh keyakinan, dengan kepercayaan hati, kami pasti akan bertemu kembali nantinya. Karena tujuan kami sebelumnya adalah sebuah mall, maka aku pun turun dari bis dengan perasaan yang galau. 20 menit berdiri di halte bis di depan sebuah mall itu,berharap kalau ikhsan akan datang. Dan aku ga akan kehilangan dia lagi. Dan benar saja, akhirnya, dia pun muncul tiba-tiba dihadapanku dengan pandangan yang lega. dan segera menenangkanku. Dan mulai saat itu, dia jan ji, kemana pun kami pergi, dia akan selalu menggenggam tanganku, dan ga akan terlepas lagi.  dan peristiwa yang lucu sekaligus menegangkan ini, ga akan terulang lagi. Tegasnya.
Hhhh…. Aku pun lega dibuatnya. Dengan senyum simpul aku pun merapatkan dipelukannya, dan dia meraih menggenggam tanganku. Dan kami berdua menghabiskan malam yang indah dengan penuh canda dan tawa, disepanjang jalan.


*****

Yah, itulah salah satu kenangan lucu kami berdua. Kadang disela- sela pembicaraan kami, selalu mengingat peristiwa itu. dan ikhsan selalu meledekku dengan kata-kata “salah naik jurusan” hehehehe….


Saat ini…
Kenyataan lah yang dihadapi…
Balik ke_kehidupan yang apa adanya. Tanpa angan-angan ataupun mimpi indah.

“Naya…. Panggil ikhsan pelan.. “
“aku ga akan melarang kamu untuk pindah ke jogja, menuruti orang tuamu. Aku ga punya daya untuk menahanmu, karena aku saat ini bukanlah apa-apamu.” Pelan suara ikhasan namun pasti. “saat ini hubungan kita hanya pacaran, dan itu ga bisa buat aku tuk jadikan alasan melarangmu pergi  dengan kedua orang tuamu.”


Pergilah naya… jadikanlah perpisahan ini sebagai cambuk untuk kita berdua, agar bisa lebih baik di kehidupan yang akan kita jelang esok. Kamu akan baik-baik aja di jogja. Dan aku di Jakarta, juga akan jalani hari-hari seperti biasanya. Nanti sesekali aku akan tulis surat atau email ke kamu. Supaya kita bisa komunikasi terus, yah walaupun kita jauh, tapi kita kan masih bisa komunikasi.


 Kata-kata ikhsan barusan sedikit menghiburku. Walaupun bukan jalan keluar, tapi paling tidak Cuma itu yang bisa kami lakukan saat ini.
Itulah pertemuan terakhirku dengan ikhsan. Disana, kami akan berjanji untuk terus berkomunikasi. Semoga ada hari-hari indah sesampaiku dijogja nanti, walau tanpa kehadiran ikhsan disisiku…..


*****

Dan sekarang, ku sudah duduk dipintu keberangkatan di bandara soekarno – hatta. Menanti pesawat untuk membawa kami sekeluarga dari  kota Jakarta menuju Jogja. Ku duduk sendiri menghadap pintu kaca dihadapanku. Ibu sedang asyik ngobrol dengan ayah. Mereka tampak serius bicara seperti bagaimana menyusun rencana kelak untuk kami anak- anaknya.


Sementara di pojokan kiri tempat duduk, terlihat adikku, deni sedang asyik main PSP. Tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Mata hanya terpaku pada layar game dihadapannya.   Sementara ku sendiri, saat ini termenung, meratapi nasibku yang akan pergi jauh meninggalkan semuanya..
Kuliahku… teman-temanku… yang paling penting ikhsan…. Kekasih yang paling aku cinta.


Semenjak pertemuan dikafe itu, aku sama sekali ga pernah ketemu lagi dengan ikhsan. Mungkin ini adalah cara kami melatih diri kalau akan berpisah. Dan saat ini adalah waktunya. Saat para petugas maskapai penerbangan, meminta pada para penumpang pesawat memasuki ruang kabin, saat itulah ku lepaskan segala asa –ku….


Selamat tinggal ikhsan… selamat tinggal untuk separuh waktu…
Aku tak tau kapan akan kejakarta lagi…
Tapi jika hari itu ada,
Kamulah orang yang satu-satunya akan ku tuju….
Tunggulah aku sayang…
Tunggulah hari itu….
Kita pasti akan bertemu kembali….


Sesaat pesawat boeing itu pun lepas landas dengan sempurna…
Di waktu yang sama, ikhsan menengadahkan wajahnya ke atas.. dan melemparkan senyuman dan senyuman itu, cuma hanya ikhsan sendiri yang bisa mengartikannya……….



                                                    



                                                            *****----*****

Selasa, 03 April 2012

Hold me



·     Di suatu tempat dibalik pelangi nan jauh disana

·     Terdapat suatu negeri yang sering ku dengar dari lagu anak-anak
 
·      Di balik pelangi nan jauh di sana, langit terlihat biru

·      Di sana semua mimpi dan harapan mu akan menjadi kenyataan




    .     Di sana kesulitan mu akan menghilang bagaikan embun pagi yg jatuh


·     Dan menghilang di balik atap


·     Di sana lah kau menemukan diri ku...



·     Di balik pelangi nan jauh di sana, burung-burung biru
Terbang dengan riang gembira...

    .   Mereka terbang melintasi pelangi

    .   kalau mereka bisa, mengapa diri ku tidak bisa.... .












I Will Protect You


 
Aku  akan selalu berada disampingmu…

Saling melukai..,

Saling memaafkan…

Sambil terus merasakan perasaan yang tidak kita ketahui ini…



Pastinya dibandingkan dengan kemarin

Hati kita berdua akan semakin dekat

Selangkah demi selangkah kita berdua akan melompati hari yang telah lalu untuk menyongsong hari yang akan datang…



Suatu saat nanti kita kan tiba di pantai biru nan indah…

Setelah mengarungi berpuluh-puluh ombak....

Kita akan bisa hidup berdua…
Di pantai impian, kau sendiri menanti kedatangan diriku
Kau begitu lembut, dengan memeluk cintaku…
Maafkan diriku yang telah membuatmu sedih…
Sekarang yang ada hanyalah…
Aku cinta padamu....

Senin, 02 April 2012

Sayap Cinta


Setiap orang siapapun dia pasti mempunyai arti sendiri-sendiri kenapa dan untuk apa dia dilahirkan kedunia ini…..

Seandainya  sekarang kamu bimbang, lalu kamu beranikan diri untuk melangkah satu langkah kedepan, pasti nantinya akan ada hal yang hanya kamu yang bisa melakukannya…

Sehingga ketika kau kembangkan sayapmu…

Aku akan mengantarkanmu kemana pun  kau pergi

Saat kau terbang di angkasa …
Aku akan menjadi anginmu…

Apabila aku menjadi cahaya, aku terus menyinarimu…

My love….
Walaupun kau gemetar karena sepi
Aku akan selalu disisimu untuk membimbingmu…