Malam
semakin larut…
Namun
vany masih berkutat dengan pekerjaannya sebagai seorang konsultan psikologi.
Sebagai seorang yang dituntut profesional dalam pekerjaan, vany yang saat ini
berusia 26 tahun, sangat berdedikasi dalam pekerjaannya. Dia sangat antusias
menjawab semua problematika kehidupan manusia. Yah, saat ini vany melayani jasa
konsultasi khususnya dibidang psikologi namun tidak bertatap muka layaknya
seorang psikolog yang membuka praktek. Namun kerjaan vany kali ini, cukup
fleksibel dari segi waktu karena pekerjaannya ini melalui media internet atau
sekarang istilah trendnya OL (on line).
“hooaamm…
huufftt…” vany berkali-kali merasa sangat lelah dan mengantuk. Entah sudah
berapa jam dia duduk dan menatap monitor computer yang ada dihadapannya.
Dan
entah berapa kalinya dia merasa tubuhnya sudah tak kuat untuk duduk
berlama-lama dan merasakan panas dari sofa dimana ia duduk saat ini.
“Drrttt…drrrttt….ddrrttt….”
suara getar handphone yang terletak diatas meja pun bergetar dengan keras,
membuat vany yang tadi mengantuk, segera membuka matanya dengan perasaan kaget.
Sebuah pesan singkat pun ia terima. Yang isinya :
“
malam ini begitu ramai. Tapi bagiku sunyi senyap. Hidup tanpamu terasa tidak
lengkap…” begitu pesan singkat itu dibaca vany, seketika senyum manis pun
tersungging di bibirnya yang merah ranum.
“aahh…
Aryo… dia mengucapkan nama itu dari hatinya”. Yah, sebuah sms barusan memang
dari aryo, kekasih yang sudah lama dipacarinya. Dia adalah seorang karyawan
swasta dari perusahaan yang bergerak dibidang advertising. Aryo adalah sesosok
pria dewasa yang punya kharisma lebih dimatanya. Tutur kata yang bijaksana, dan
dari segi fisik, aryo adalah sesosok pria yang tampan. Ini merupakan bonus
untuk vany. Karena sebenarnya, yang dia lihat bukanlah ketampanan dari aryo melainkan
kharismanya sebagai seorang laki-laki.
Dan
saat ini ketika dia membaca sms barusan, tiba-tiba rasa rindu menyergap
direlung-relung hatinya. Ingin segera dia memeluk kekasihnya sekedar melepas
penat yang ada saat ini, dengan menyandarkan
kepala di pundak pria itu walau sesaat.
Hatinya
begitu gelisah, kerinduan yang amat mendalam terasa menusuk hati yang paling
dalam. Sebagai seorang wanita yang sudah dewasa, kesepian ini tentunya sangat
menghujam. Bagaimana tidak, dulu aryo-lah yang selalu ada dalam hari-harinya.
Saat mereka berdua duduk dibangku kuliah. Dan menghabiskan malam-malam yang
indah sebagai sepasang kekasih yang ideal. Itu menurut teman-teman kampus
mereka.
Vany,
walau pun gadis yang sederhana, namun ia sendiri cukup modis. Dengan tinggi
yang semampai dan rambut lurus hitam menjuntai sampai ke pinggang, vany sangat
bangga akan indahnya rambutnya. Sepasang mata yang sedikit sayu, dan bibir yang
kemerah-merahan, ditambah lagi dengan kulitnya yang putih gading menambah
kesempurnaan_nya sebagai seorang wanita. Didalam lingkungan kampus yang cukup
besar itu, vany dan aryo cukup popular dikalangan teman-teman mereka. Mungkin
karena aryo sering aktif di kegiatan senat, dan tak jarang dia selalu mengajak
vany
untuk
ikut bergabung dikegiatannya.
Malam
ini, kenangan itu bermain-main didalam pikirannya. Sejenak rasa kantuk yang
tadi menyergap pelan-pelan sirna. “yah, aku harus menyelesaikan beberapa
pekerjaan lagi. Batinnya dalam hati”. Masih ada 2 email yang masuk dan harus
segera di balasnya. Bagaimana pun juga rasa lelah yang menerpa, tak menyurutkan
keinginannya, untuk membantu orang-orang yang sudah menceritakan masalahnya
kepada vany. Dan tentunya, mereka juga sangat menunggu solusi apa yang kiranya
diberikan vany untuk menjawab segala problematika mereka.
Dan
saat ini….
Email
yang pertama sudah dibacanya.
Dan
vany merasa problemnya tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, orang ini harus
lebih strong menghadapi semua problemnya. Yang dirasa terlalu sulit dia jalani
karena dia adalah seorang single parent.” Vany menghela nafas panjang”. “Kasian
juga pikirnya”. Bagaimana_pun dijaman yang seperti sekarang ini cukuplah susah
jika kita berpisah dari suami dan membesarkan anak-anak sendiri. Belum lagi ada
anak-anak hasil dari pernikahan mereka yang mulai beranjak dewasa. Pasti sangat
butuh sekali sosok ayah di dalam kehidupan mereka. Dan itu sangat sulit bagi wanita
yang merahasiakan jati dirinya ini.
Dari
segi waktu tidak cukup untuk mendampingi mereka dirumah. Karena sang ibu harus
bekerja dikantor untuk menafkahi anak-anaknya. Pergi pagi pulang larut malam,
tidak bisa sendirian menghadapi anak-anak yang tentunya butuh perhatian dan
mereka juga pasti ingin didengarkan keluh kesahnya, setelah mereka seharian
disekolah dan melakukan kegiatan apa aja. Itulah yang jadi boomerang saat ini.
Si ibu butuh bantuan untuk berkonsultasi, vanylah orang yang saat ini sedang
berada di depan layar computer sedang mencoba menjawab segala keluhan si ibu
tersebut.
30
menit berlalu…
dan
saat ini waktu menunjukkan jam 23.30 wib.
Vany
berdiri dari tempat duduknya, dan berjalan ke arah ruang dapur apartemennya,
untuk mengambil segelas air putih dingin.
‘glek…glek..glek…
ditenggaknya minuman tadi dengan cepat. Malam ini agak terasa panas menurutnya.
Seketika tenggorokannya yang kering akhirnya sedikit lega. 2 gelas air pun
habis diseruputnya dengan beberapa kali tenggak.
“Ahh…
leganya… bibirnya tersungging senyuman manis. Ada rasa puas dalam dirinya, tiap
kali memberi balasan pada para konsulers nya. Mudah-mudahan apa yang ia berikan
bisa dijadikan jalan keluar bagi para konsulers itu. “masih tersisa 1 email
lagi, Pikirnya”. Dengan sigap ia pun berjalan lagi keruang kerjanya, yang
melewati sebuah ruang tamu yang tidak terlalu besar ukurannya.
Saat
ini waktu berlalu beberapa menit.
Dan
vany menatap jam dinding yang tergantung diruang tengah menunjukkan pukul 23.45
wib. “hhmm… sudah hampir tengah malam,gumamnya”. Tapi, entah kenapa saat
melewati ruang tamu itu, dia berhenti sebentar. ada sebuah lemari kecil yang
khusus memajang beberapa foto keluarga juga di dominasi foto-foto saat vany
lulus SMU, lalu foto Wisuda yang didampingi orang tua vany dimana disitu juga
ada Aryo disampingnya.
Banyak
juga foto-foto vany dan aryo yang sedang pacaran. Saat mereka foto disebuah
mall. Namanya foto box. Foto disebuah bilik kamar dan foto itu langsung jadi.
Ada beberapa pose aryo yang terlihat jahil kepada vany, foto ketika mereka
tertawa lebar, bermimik lucu, banyak juga pose nakal aryo yang sedang
mencuri mencium pipi dan bibir merah ranum milik vany. Semuanya dipajang vany
dengan rapi.
Seketika,
vany merasakan kerinduannya lagi saat ini.
Tapi
entah kenapa tiba-tiba dia merasa merinding. Dia merasa bulu kuduknya berdiri.
Seperti ada yang mengawasi dia saat ini. Dekat sekali. Tapi begitu dia menoleh
kebelakang, tak ada satu orang pun disana. Dan ketika ia hendak menutup kembali
lemarinya, tiba-tiba sebuah frame foto jatuh. Membuat vany terkejut. Ternyata
itu frame foto milik aryo. Yang foto nya diambil ketika Aryo sedang ikut study
tour ke Australia 2 tahun lalu.
Diambilnya
frame foto itu lalu diletakkannya kembali ke tempatnya seperti semula.
Tanpa
firasat apa-apa, dia pun melangkahkan kaki lagi menuju ruang kerja, ia pun
teringat, masih ada sisa 1 email lagi yang harus dibalasnya. Dan ia ingin
menyelesaikannya. Agar ia bisa tidur dengan cepat dan lelap.
Ketika
baru saja ia hendak duduk di sofa kesayangannya, dia pun menoleh ke sebuah jam
beker yang ada di atas meja kerjanya. Jam beker hadiah dari aryo sebagai kado
ulang tahun vany beberapa bulan lalu. Vany pun tersenyum simpul. “betapa lucu
jam ini pikirnya”. Didalamnya ada foto mereka berdua. Jadi Aryo berharap ketika
memberi kado itu, saat sedang bekerja, vany tetap ingat pada dirinya. Dan
tentunya tidak pernah lupa akan waktu.
Saat
ini waktu menunjukkan pukul 23.50 wib.
Ketika
vany membuka inbox di emailnya, disitu tertera email dari seseorang yang dia
kenal betul siapa pemiliknya. ARYO PRASETYO. Kening vany sedikit berkerut.
Kenapa tiba-tiba aryo mengirim email ke alamat ini? Pikirnya. Bukankah aryo tau
email ini hanya digunakan untuk memberi layanan konsultasi OL untuk para
konsulers-nya. “Kenapa tidak ke email pribadinya saja”? Yang sudah sering aryo
lakukan selama mereka membina 3 tahun berpacaran. “Vany menggeleng pelan”.
Perlahan
ia membaca isinya dengan seksama. Isinya cukup singkat.
“Malam
ini begitu ramai… tapi bagiku sunyi senyap… hidup tanpamu terasa tidak lengkap…
Isi
tulisan ini sama seperti isi sms di handphone berapa menit lalu, pikirnya. Apa
maksud aryo mengirimkan email ini ya? Pikir vany bingung. Namun dengan sigap
tangannya segera meraih handphone dan membuka inbox di hp nya. Persis!
Pekiknya. Isinya sama. Pasti aryo ingin memberikan kejutan untukku, senyumnya
simpul. Ahh, aryo.. kamu selalu begini membuat surprise untukku… vany pun
merasa girang.
Di
pencetnya nomor aryo yang ada dihandphone_nya. Namun tiba-tiba hp nya bordering
dan membuat vany sedikit kaget. “hallo… apakah ini dengan mbak vany? Suara
diseberang, menyapa dengan sopan”.
“iya,betul. Balas vany”. Dengan siapa ini? “kami dari rumah sakit mitra
sejati”. ‘ingin memberitahukan kepada mbak, bahwasanya ada pasien laki-laki 15
menit lalu, dibawa oleh warga sekitar dalam keadaan sangat parah.
Kami selidiki identitas korban ternyata
bernama ARYO PRASETYO. Ditangannya kami temukan sebuah handphone yang masih
menyala, ketika ia ditemukan warga. Setelah polisi datang ke TKP, lalu
handphone diselidiki dan ternyata masih dalam keadaan aktif dan tidak mengalami
kerusakan. Terlihat, bahwasanya korban baru saja mengirimkan sms ke nomor mbak
ini”. "korban sendiri, menurut keterangan dari polisi tadi di TKP, menyebutkan bahwa korban, mengalami kecelakaan. dengan mengendarai sebuah mobil sedan, melaju kencang dan menabrak sebuah pembatas jalan dan mobil tidak terkendali". lalu mobil terguling dan bagian belakang mobil terbakar.
Pelan
suara laki-laki ini yang tak lain adalah petugas dari rumah sakit yang ada
didaerah kuningan tersebut, sontak saja membuat vany tak berdaya dan tak sempat
berkata apa-apa lagi. Semua ini begitu mendadak untuknya. Bagaimana ini bisa
terjadi? Jeritnya dalam hati. Baru saja dia merasa teramat senang dengan
kejutan manis ini yang sekarang diketahui vany ini bukanlah sebuah kejutan
melainkan sebuah firasat.
Ya
Tuhan..
Vany
terhenyak dalam duduknya. Bingung entah apa yang harus dilakukannya. Biasanya
dia yang sangat ahli menjawab semua problematika dari semua konsulers nya. Tapi
kali ini dia sendiri memerlukan seorang psikolog.
Aryo…
Aryo… “hiks..hiks.. air mata tak terbendung lagi. Vany menangis dengan bahu
yang agak sedikit berguncang. Vany merasa dunia seperti gelap. Dan dia
merasakan perasaan yang tadi dia rasakan ketika berada diruang tamu.
“deg! Jantung vany tiba-tiba merasa berhenti seketika".
“Kriiinngg??/ ….
"Kriiinggg??!
Tiba-tiba suara alarm jam pun berbunyi, membuat vany sontak terkejut. yang jarumnya menunjukkan angka jam 00.00 wib.. seketika bulu roma vany berdiri dan dia pun tenggelam dalam kegelapan malam.
“deg! Jantung vany tiba-tiba merasa berhenti seketika".
“Kriiinngg??/ ….
"Kriiinggg??!
Tiba-tiba suara alarm jam pun berbunyi, membuat vany sontak terkejut. yang jarumnya menunjukkan angka jam 00.00 wib.. seketika bulu roma vany berdiri dan dia pun tenggelam dalam kegelapan malam.
ARYO……..?????????
*********
*********